Apple Tertarik pada Startup AI Milik Mira Murati, Tidak Hanya Perplexity yang Jadi Sasaran

Pembicaraan Internal Apple Mengenai Akuisisi AI

Setelah sebelumnya dilaporkan bahwa Apple tengah berdiskusi secara internal mengenai kemungkinan akuisisi terhadap startup AI Perplexity, laporan terbaru dari Mark Gurman melalui buletin Power On mengungkap bahwa Apple juga menjajaki potensi kerja sama dengan tokoh lain di dunia AI: Mira Murati.

Murati, yang dikenal sebagai mantan Chief Technology Officer OpenAI, meninggalkan perusahaan tersebut tahun lalu setelah gejolak di jajaran manajemen yang sempat menggulingkan CEO Sam Altman. Dalam buku The Optimist: Sam Altman, OpenAI, and the Race to Invent the Future, disebutkan bahwa Murati bersama salah satu pendiri dan Kepala Ilmuwan OpenAI, Ilya Sutskever, merupakan sosok penting di balik kudeta singkat tersebut.

Murati bahkan sempat ditunjuk sebagai CEO sementara OpenAI selama beberapa jam sebelum akhirnya mengancam mundur jika Altman tidak dikembalikan ke posisi CEO. Kudeta tersebut gagal, dan Murati pun berupaya menyelamatkan posisi serta masa depan perusahaan bersama rekan-rekannya.

Thinking Machines Lab: Perusahaan Baru Murati

Tak sampai setahun setelah keluar dari OpenAI, Murati mendirikan perusahaan rintisan baru bernama Thinking Machines Lab. Di saat yang sama, Sutskever juga membentuk perusahaannya sendiri bernama Safe SuperIntelligence. Menurut Gurman, Apple disebut telah bertemu dengan Murati awal tahun ini untuk mendiskusikan potensi akuisisi perusahaan barunya tersebut.

Meskipun Thinking Machines Lab belum meluncurkan produk apa pun, perusahaan ini mencerminkan lanskap AI saat ini yang sarat dengan potensi. Perusahaan itu baru saja memperoleh pendanaan awal terbesar dalam sejarah, yaitu senilai USD 2 miliar yang dipimpin oleh Andreessen Horowitz, menjadikannya bernilai sekitar USD 10 miliar.

Misi Thinking Machines Lab adalah membangun masa depan di mana setiap orang memiliki akses terhadap pengetahuan dan alat untuk memanfaatkan AI sesuai kebutuhan dan tujuan mereka.

Apple dan Perplexity: Minat yang Masih Menggantung

Selain Thinking Machines Lab, Apple juga mempertimbangkan untuk bekerja sama atau mengakuisisi Perplexity AI. Bloomberg melaporkan bahwa para eksekutif Apple tengah mendiskusikan opsi ini guna memperkuat kapabilitas AI mereka, termasuk kemungkinan pengembangan mesin pencari berbasis AI. Perplexity saat ini memiliki valuasi USD 14 miliar setelah putaran investasi terbarunya.

Namun, Apple memiliki sejarah enggan melakukan akuisisi besar. Kesepakatan terbesar yang pernah dilakukan adalah pembelian Beats senilai USD 3 miliar pada tahun 2014. Bloomberg menyebutkan bahwa Apple kemungkinan besar akan memilih untuk bermitra dengan Perplexity daripada membeli sepenuhnya.

Perplexity sendiri sempat tersandung kontroversi soal pengumpulan data, yang membuatnya terlihat kurang cocok secara budaya dengan Apple. Meskipun kini startup tersebut menunjukkan kinerja yang membaik, Apple mungkin akan menghindari beban hukum yang masih membayangi Perplexity.

Analisis dan Dampak Terhadap Apple

Analis dari Rosenblatt Securities, Barton Crockett, menyebut pembicaraan antara Apple dan Perplexity sebagai langkah yang “provokatif”. Dalam catatan untuk klien, ia menyatakan bahwa langkah ini bisa menjadi rencana cadangan Apple jika kesepakatan pencarian bernilai USD 20 miliar per tahun dengan Google diblokir oleh gugatan antitrust yang sedang berlangsung. Perjanjian itu menjadikan Google sebagai mesin pencari default di perangkat Apple.

Kinerja Saham Apple Masih Tertekan

Pada perdagangan terbaru, saham Apple naik tipis 0,3% menjadi USD 201,50. Namun secara keseluruhan, saham Apple telah turun sebesar 19,5% sejak awal tahun.

Salah satu alasan penurunan ini adalah respons lambat Apple dalam merespons tren AI global. Dalam acara WWDC 2025, Apple hanya mengumumkan pembaruan perangkat lunak bertahap tanpa inovasi besar berbasis AI.

Sementara itu, perusahaan teknologi besar lainnya seperti Microsoft, Google, Amazon, dan Meta telah lebih dulu melakukan investasi besar di pusat data berbasis cloud dan bermitra dengan perusahaan AI ternama. Microsoft menjalin kerja sama strategis dengan OpenAI, Google dan Amazon mendukung Anthropic, dan Meta menggelontorkan USD 14,3 miliar untuk memiliki 49% saham di startup Scale AI.