Di Tengah Tren Hadiah Mahal TikTok, OpenAI Dikabarkan Siap Luncurkan Pesaing Berbasis AI

Popularitas TikTok sebagai platform video pendek terus meroket, tidak hanya sebagai sarana hiburan tetapi juga sebagai sumber pendapatan bagi para kreator konten. Salah satu pilar ekonomi kreator di platform ini adalah fitur “Gift” atau hadiah virtual yang bernilai fantastis. Namun, di saat ekosistem ini berkembang pesat, raksasa teknologi kecerdasan buatan, OpenAI, dilaporkan tengah bersiap meluncurkan aplikasi tandingan yang dapat mengubah lanskap media sosial.
Memahami Nilai Fantastis Hadiah Virtual di TikTok
Bagi pengguna aktif TikTok, memberikan hadiah virtual saat kreator melakukan siaran langsung (live streaming) adalah cara umum untuk menunjukkan apresiasi. Hadiah yang diberikan oleh penonton ini nantinya dapat ditukarkan oleh kreator menjadi uang tunai. Sistem ini menciptakan sebuah ekosistem di mana interaksi langsung dapat dimonetisasi secara efektif.
Untuk memberikan hadiah, pengguna harus terlebih dahulu membeli koin virtual di aplikasi. Harga koin ini bervariasi, namun sebagai acuan, paket seharga Rp 3.000 bisa mendapatkan 13 koin, yang berarti harga satu koin berkisar Rp 250. Dari sinilah nilai sebuah hadiah virtual dihitung.
Salah satu hadiah yang paling ikonik dan populer karena harganya yang mahal adalah Singa (Lion). Hadiah ini sering dianggap sebagai simbol dukungan tertinggi dari seorang penggemar. Menariknya, hadiah bertema singa ini memiliki beberapa variasi dengan harga yang berbeda-beda.
Rincian Harga Hadiah Singa dan Hadiah Populer Lainnya
Berdasarkan nilai tukar koin, harga untuk hadiah bertema Singa bisa mencapai jutaan Rupiah. Berikut adalah rinciannya:
-
Leon the Kitten: 4.888 koin (sekitar Rp 1.222.000)
-
Leon and Lili: 9.699 koin (sekitar Rp 2.424.750)
-
Lion: 29.999 koin (sekitar Rp 7.499.750)
-
Leon and Lion: 34.000 koin (sekitar Rp 8.500.000)
Selain Singa, terdapat ratusan jenis hadiah lain dengan rentang harga yang sangat luas, mulai dari yang paling terjangkau seperti Mawar seharga 1 koin (Rp 250) hingga hadiah lain yang tak kalah mahal seperti Paus Menyelam (2.150 koin atau Rp 537.500) dan Bianglala (3.000 koin atau Rp 750.000). Fenomena ini menunjukkan betapa matangnya ekonomi virtual yang dibangun oleh TikTok.
OpenAI Bersiap Masuk Arena dengan Aplikasi Video Berbasis Sora 2
Sementara ekosistem TikTok yang digerakkan oleh konten buatan manusia terus berkembang, sebuah laporan dari Wired menyebutkan bahwa OpenAI berencana meluncurkan aplikasi media sosial yang sangat mirip dengan TikTok. Platform ini akan menampilkan umpan video vertikal yang dapat digulir (swipe-to-scroll), format yang telah terbukti sangat digemari pengguna.
Namun, ada satu perbedaan fundamental yang membuatnya unik. Aplikasi dari OpenAI ini dilaporkan tidak akan mengizinkan pengguna mengunggah video dari galeri ponsel mereka. Sebaliknya, seluruh konten di platform ini akan dihasilkan oleh model AI video generasi terbaru mereka, Sora 2. Pengguna akan membuat klip berdurasi 10 detik atau kurang hanya dengan menggunakan perintah pada AI.
Lebih lanjut, laporan tersebut menyebutkan adanya fitur sosial yang lebih dalam, di mana pengguna dapat memverifikasi identitas mereka untuk memungkinkan Sora 2 menggunakan kemiripan wajah mereka dalam video yang dihasilkan. Hal ini membuka kemungkinan baru dalam pembuatan konten yang sepenuhnya sintetis namun tetap personal.
Hingga saat ini, OpenAI belum memberikan tanggapan resmi atas laporan ini, dan jadwal peluncuran aplikasi tersebut juga masih belum jelas. Kabar ini muncul di tengah berbagai platform besar seperti Instagram (dengan Reels) dan YouTube (dengan Shorts) yang telah lebih dulu mengadopsi format video pendek untuk menyaingi dominasi TikTok. Kehadiran OpenAI dengan pendekatan berbasis AI murni dapat menjadi babak baru dalam persaingan platform konten digital.