Microsoft Menepis Rumor Penghentian Konsol Xbox, Masa Depan Perangkat Keras Dipastikan Aman

0

Di tengah rumor yang beredar luas mengenai kemungkinan mundurnya Microsoft dari bisnis perangkat keras, perusahaan raksasa teknologi tersebut pada tanggal 5 Oktober 2025 memberikan kepastian kepada para gamer. Microsoft menegaskan bahwa Xbox tetap berkomitmen penuh pada pengembangan konsol generasi berikutnya, sekaligus membantah klaim yang muncul akibat kenaikan harga layanan dan persepsi adanya jarak dengan komunitasnya.

Konfirmasi Resmi dan Komitmen Jangka Panjang

Rumor mengenai penghentian produksi perangkat keras Xbox telah menyebar dengan cepat di media sosial, menciptakan spekulasi mengenai masa depan platform tersebut. Namun, Microsoft secara resmi telah menepis isu ini. Pernyataan terbaru ini memperkuat komitmen yang telah diumumkan selama musim panas, di mana Presiden Xbox, Sarah Bond, dan CEO AMD, Lisa Su, berbicara mengenai pengembangan silikon baru yang akan menjadi otak dari perangkat Xbox generasi mendatang, baik yang dibuat oleh pihak pertama maupun pihak ketiga.

Sumber internal yang dapat dipercaya juga mengonfirmasi bahwa rencana perangkat keras tidak “mengambang” atau belum pasti, melainkan menjadi jalur utama yang akan terus ditempuh oleh Xbox. Produksi konsol Xbox Series X|S dipastikan tidak berhenti dan stok baru akan terus didistribusikan ke para peritel sesuai dengan jadwal rutinnya.

Akar Masalah: Mengapa Rumor Terus Muncul?

Munculnya keraguan ini bukanlah tanpa sebab. Rumor mulai memanas setelah Microsoft menaikkan harga Xbox Game Pass Ultimate sebesar 50%, sebuah kebijakan yang sulit dipahami oleh banyak pihak. Cara Microsoft mempresentasikan kenaikan harga ini sebagai sebuah “keuntungan”—dengan menambahkan bonus seperti Fortnite Crew yang tidak banyak diminta oleh pengguna—dianggap tidak peka dan menciptakan kesan adanya kesenjangan komunikasi antara perusahaan dan audiensnya.

Fakta bahwa rumor penghentian produksi konsol ini terus terdengar masuk akal menunjukkan adanya masalah yang lebih dalam terkait cara komunitas memandang strategi Xbox. Rumor awal yang berasal dari sebuah forum game hanya menyebut bahwa rencana perangkat keras “belum pasti,” namun oleh berbagai komentator di media sosial, isu ini diubah menjadi “produksi perangkat keras Xbox dibatalkan” dan berkembang liar dengan sendirinya.

Visi Masa Depan: Konsol Tetap Jadi Pusat Ekosistem

Secara logika, meninggalkan bisnis konsol adalah langkah yang tidak masuk akal bagi Microsoft. Xbox Game Pass, yang merupakan pendorong pendapatan utama, memiliki basis pengguna terbesar di perangkat konsol. Selain itu, layanan Xbox Cloud Gaming masih memiliki keterbatasan geografis dan biaya operasional yang tinggi. Jauh lebih efisien untuk menghadirkan pengalaman “cloud” secara lokal di rumah pengguna melalui sebuah konsol, yang ditenagai oleh listrik milik pengguna sendiri.

Sebagai bukti komitmen jangka panjang, sumber yang sama yang sebelumnya akurat membocorkan informasi mengenai Xbox Series X|S, konsol cloud “Keystone” yang dibatalkan, dan perangkat genggam Xbox yang sempat dikembangkan, kini memberikan informasi mengenai jajaran produk Xbox Ally. Dengan nama sandi “Kennan,” perangkat ini merupakan bagian dari kemitraan multi-tahun antara Microsoft dan AMD untuk menciptakan perangkat yang dirancang khusus.

Kilas Balik Strategi: Pembatalan Proyek Ambisius ‘Project Ranger’

Meskipun masa depan perangkat keras Xbox kini terlihat jelas, ini bukanlah kali pertama perusahaan melakukan perubahan strategi besar. Sebuah video baru-baru ini mengungkap detail mengenai ‘Project Ranger,’ sebuah game eksklusif Xbox yang telah dibatalkan. Proyek ini digadang-gadang sebagai jawaban Xbox untuk menyaingi seri populer Uncharted dari Sony.

‘Project Ranger’ adalah game yang sempat ditampilkan dalam sebuah trailer berdurasi 30 detik pada acara E3 2013 oleh Black Tusk Studios. Game ini dideskripsikan sebagai “Uncharted dengan mata-mata,” sebuah game third-person shooter penuh aksi yang menempatkan pemain sebagai agen rahasia dalam misi spionase beroktan tinggi di berbagai kota di seluruh dunia, dengan film Mission: Impossible sebagai pengaruh utamanya.

Game ini bahkan direncanakan memiliki fungsionalitas Kinect, di mana pemain dapat mengganti mode tembak senjata atau meminta petunjuk dengan perintah suara. Namun, pengembangan ‘Project Ranger’ harus dihentikan di tengah jalan. Pada akhir 2013, Microsoft mengakuisisi franchise Gears of War dari Epic Games. Manajemen merasa bahwa Black Tusk Studios adalah studio yang paling cocok untuk melanjutkan seri ikonik tersebut.

Pada awal 2014, keputusan resmi diumumkan: ‘Project Ranger’ dibatalkan demi pengembangan game Gears of War yang baru. Tak lama kemudian, Black Tusk Studios berganti nama menjadi The Coalition, yang kita kenal hingga saat ini. Kisah ini menjadi contoh bagaimana Xbox berani mengambil keputusan strategis yang besar di masa lalu, namun untuk saat ini, komitmen mereka terhadap ekosistem perangkat keras tetap menjadi prioritas utama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *